Kamis, 03 Januari 2013

FANFICTION || My Wife || TasDic Couple "Mindy"

  1. 1.     Dicky Prasetya
  2. 2.     Tasya Tan

mian sebelumnya yang gak suka story berbahasa formal. menurut aku story itu bagus pake bahasa formal. dan mian juga buat yang gak suka bahasa korea. disini aku pake translate jaadi kalian bisa sambil belajar juga . gomawo yang suda membaca,, kritik dan sarannya saya tunggu ne ^^

My Wife story begins~

Adakah sebuah keajaiban di dunia ini ?
Benar adanya sihir di dunia ini ?
Jika iya...
Ubah lah aku menjadi seorang yang sempurna.
Seorang yang sempurna, untuknya.. ya untuk dia..

Tasya POV
            Hari ini adalah hari dimana aku merasakan yang namanya menjadi raja dan ratu, meski hanya satu hari ini sangat menyenangkan. Mungkin bila untuk orang biasanya hari seperti ini tidak akan ada yang namanya kesedihan. Iya bukan ? tapi bagaimana dengan aku ? aku yang harus hidup diatas kursi roda yang menyebalkan dan sangat menyusahkan orang lain.
            Acara pernikahan ku sudah terlaksanakan tadi, tentunya dengan seorang yang sangat aku cintai. Dicky prasetya. Namja (Pria) yang sempurna di mata ku. Dia selalu melindungiku, menjaga ku, bahkan dulu saat aku sedang membutuhkannya dia selalu datang untukku. Di sangat sempurna, berbanding terbalik denganku.
            “neo wae ? (kamu kenapa ?) ” tanya seseorang yang memasuki kamar ku. Ani. Bukan hanya kamar ku. Tapi kamar ku dengan dicky. Ku dongakkan wajahku dan melihat namja yang berdiri di depan ku.
            “gwenchana..” jawabku sembari tersenyum simpul ke arahnya. Kearah suamiku. Dicky prasetya. Tiba tiba saja dia mendekapku erat.
            “menangis lah jika kau ingin menangis, aku selalu siap untuk menghapus air mata mu chagi (sayang) ” dugaannya benar. Tepat sekali. Aku takut. Aku takut akan selalu membuatnya repot dengan diri ku. Mengapa aku harus cacat ? aku ingin membahagiankan suami ku.
            “mianhe.. (maaf) ” aku menangis di pelukannya dengan beberapa kali meminta maaf kepadanya . entah akan ada apa di masa depan nanti. Tapi intinya aku takut. Aku takut jika ia bosan dengan ku dan pergi meninggalkan ku.
            “maaf untuk apa chagiya (sayang) ? kau tak bersalah.. berhentilah meminta maaf” kini tangannya bergerak menghapus air mata yang membasahi pipi ku.
            “maaf karena aku tak bisa menjadi istri yang sempurna untuk mu, aku sangat menyesal dengan diri ku yang seperti ini. Jeball... (Aku mohon) jangan meninggalkan aku dicky. Aku takut bila kau bosan dan pergi meninggalkan ku nanti” jelas ku tentunya dengan derai air mata (lagi).

            “uljima.. (berhentilah) aku menerima mu apa adanya. Jika tidak, untuk apa aku menikahi mu eoh ? jangan cemas.. aku selalu disisi mu.” See ? dia sangat sempurna bukan ? aku senang memiliki suami seperti dirinya. Terima kasih tuhan.

Dicky prasetya POV
            Hari hari akhirnya terasa menyenangkan. Dikala aku menutup mata, wajahnya lah yang menghiasi penglihatanku. Di kala ku membuka mata, wajahnya pula yang menghiasi terang matahari. Tasya Tanubrata.. ani ! namanya kini berubah. Tasya prasetya.. ya.. dia istriku, dan dia lah yang akan menjadi milikku selamanya. Bukan hanya detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun ini dia menjadi istriku . tapi selamanya, selama aku hidup dan selama aku bernafas dia lah istriku.
            “annyeong dicky .. kau sudah bangun ?” tanya dengan senyum khas. Ku lihat dengan jelas wajah cantiknya kini terlihat sangat segar rambutnya yang basah kini membius aroma penciuman ku dengan wangi rambutnya itu. Sepertinya dia baru saja mandi.
            “kau sudah bangun ?” tanya ku . dia mengangguk dan mendorong kursi roda yang ia tempati menuju arah ku. Dia tersenyum dan mencium pipi ku. Seperti biasanya kkkk~
            “palli mandi. Aku sudah siapkan makan. Bukannya hari ini ada jadwal oprasi dicky ?” ahh dia benar hari ini pasien ku akan menjalani oprasi dengan ku. Ne.. aku adalah seorang dokter. Aku spesialis mata.

            “ahh ne.. kau benar. Changkaman ne.. dicky mandi dulu” ujarku yang di balas dengan anggukan olehnya. Aku pun bergegas mandi.

            Selesai mandi aku pun memasuki kamar ku, ku lihat tasya kini sedang memrapikan bajunya ke dalam tas. Tunggu . MWO ? mau kemana dia ? segera saja aku menghampirinya dan menatapnya tajam.
            “kau mau kemana ?” tanya ku. Dia memberhentikan aktivitasnya sebentar dan kemudian melihat ku dengan senyum khasnya.
            “kenapa kau bertanya ? memangnya kau tidak di beritahu oleh ahra oenni, dicky ?” ahra nuna ? apa yang akan dia rencanakan lagi, aishh
            “ani (tidak).. aku tidak di beritahu apa apa olehnya. Wae (kenapa) ?”
            “ahra oenni (kakak ahra) menyuruhku menginap di rumahnya selama sebulan. Kau mengizinkannya kan dicky ?” mwo (apa ?) ? sebulan ? aigoo.. (yaampun) mana bisa aku hidup tanpanya. Sebulan waktu yang lama bukan ?
            “omona (yaampun).. bagaimana aku makan kalau tidak ada kau tasya..” ujar ku manja, memasang puppy eyes ku dan juga wajah aegyo (bayi) ku.
            “dicky .. apa kau bodoh ? kau itu evil. Mana bisa kau menipu ku dengan wajah aegyo (bayi) mu yang sangat di buat buat itu” aishh.. jinja . wanita ini benar benar.
            “aishh... geude(baiklah). Aku mengizinkan mu. Tapi kau janji untuk selalu menghubungi ku ketika kau disana . arraseo (mengerti) ?”
            “yes sir..”
            “tapi... bagaimana kau kesana. Ahra nuna tinggal di london. Apa kau akan kesana sendiri ? andwe (jangan) kalau begitu kau tidak ku izinkan” jelasku. Enak saja nuna membiarkan istri ku berjalan ke london dengan keadaan seperti ini. Apa dia gila ? ck.
            “aniyo..(tidak) aku di jemput oleh ahra oenni. Tenanglah dicky .. aku aman bersamanya.” Rayunya dengan puppy eyes-nya. Aigoo kenapa aku selalu lemah jika melihat wajanya seperti itu. Menyebalkan sekali kalau aku seperti ini terus pasti aku selalu kalah dengannya -.-
            “ne arraseo. Geurom .. (ya.. aku mengerti. Kalau begitu) dimana dia akan menjemput mu eoh ? bandara ? kalau begitu biar aku antar..” ucap ku panjang. Sebelum istri ku menjawab bel pintu rumah kami berdering, membuat repot saja.
            “aargg.. siapa yang berkunjung di saat seperti ini ? menyebalkan sekali” runtuk ku. Aku pun bergegas menuju pintu rumah ku sambil mendengar kikikan istriku yang melihat tingkah konyol ku tadi.
            “annyeong dicky ..” suara cempreng itu keluar seketika aku membuka pintu rumah ku. Ahra nuna. Ternyata dia akan menjemputnya disini. Ahh leganya..
            “ahra nuna.. kau datang ?” tanya ku basa basi.
            “ne.. aku tak mau berbicara hal tidak penting dengan mu dicky . Mana tasya.. palli.. bisma menunggu ku di bandara.” Ucapnya. Aishh yeoja (gadis) ini. Tak bisakah dia bersikap sopan kepada ku ? bagaimanpun aku ini adiknya.. aishh jinja !
            “dia di dalam. Kau ini. Apa kau tidak merindukan adik mu yang sangat tampan ini eoh ? bersikaplah yang manis untuk adik tersayang mu ini nuna.” Omelku. Dia terkikik pelan. Tak lama tasya pun datang.
            “oenni .. bogoshipo (aku merindukan mu)” tasya segera hambur ke yeoja yang sedang membawa anak berusia 3 tahun itu.
            “ne.. nado bogoshipo (ya.. aku juga merindukanmu) tasya.. kajja(ayo)  kita pergi. bisma sudah menunggu kita” ahra nuna mengambil alih tas yang di bawa oleh tasya dan memberkan eun ji. Anak ahra nuna dengan bisma hyung ke tasya.
            “changkaman (tunggu dulu) .. kau melupakan suami mu ini huh ? setidaknya kau harus pamit kepada ku tasya.” Runtukku ketika melihat tasya sudah di dorong menjauh dari tempat ku.
            “nanti saja pamitnya.” Bukannya tasya yang menjawab malah nenek sihir itu.
            “mianhe dicky.. aku segera kembali. Jaga dirimu ne..” teriak tasya karena memang jarak kita terhalau jauh karena dorongan ahra nuna yang terlampau cepat. Aku pun pergi ke rumah sakit tempat aku bekerja dengan wajah yang di tekuk. Ck! Ini semua karena ahra nuna. Sampai istrilu lecet ditangan mu.. ku pasti kan kau tidak bisa hidup lebih lama lagi nuna hohoohoho....


            Ahhh.. oprasi berjalan lancar aku pun bergegas ke ruangan ku. Ruangan khusus yang harus aku tempatkan sebagai dokter. Dengan cepat aku mengambil ponselku yang ku geletakan di meja selama aku oprasi. Ku lihat ada 2 pesan masuk. Segera saja aku buka.
Pesan 1 :
Dicky aku sudah sampai . cepat bukan ? ahh oenni memilih pesawat yang sangat cepat dicky. Jangan khawatirkan aku ne.. jaga dirimu baik baik. Saranghae
Pesan 2 :
Dicky.. sepertinya ini pesan terakhir ku ketika aku di sini. Jaringan disini sedang bermasalah dicky. Aku senang berada disini. Jangan lupa makan dicky. Seusai oprasi pasti dicky sangat lelah. Hwaiting ne.. jaga dirimu. Saranghae dicky..

            Aishh.. apa apaan ini ? itu pesan terakhir. Andwe (jangan). Shiro! (aku tak mau!) Cukup penderitaanku karena tidak ada dia di sisi ku sebulan ini. Begitu saja aku sudah sangat tersiksa . bagaimana aku tidak berkomunikasi dengan dia. Aigoo ini sungguh tidak adil.
Tasya POV
            Satu bulan kemudian.....
            Perlahan ku buka mata ku yang terkena sinarnya matahari. Aku terduduk di ranjang pink tempat aku tidur selama sebulan ini. Tidak ada hal yang menyenangkan pada sebulan ini. Tapi hari ini akan menjadi hal yang sangat menyenangkan.
            Ku tarik selimut yang menyelimuti kedua kaki ku. Ku tatap nanar kaki ku yang selama ini terbungkus oleh perban berwarna putih dan harus aku ganti setiap hari. Sungguh membosankan. Perlahan ku gerakkan kaki ku yang kini telah sempurna. Aku berdiri di samping kasur dan berlari kecil di tempat. Sungguh aku bahagia hari ini.
            Cclleekk ...
Pintu terbuka dan memperlihatkan orang yang selama sebulan ini merawat ku. Menjaga ku dan melindungi ku. Seperti dicky hyun. Ahra oenni.
            “bagaimana dengan kaki mu tasya ?” tanya sambil menaruh setampan sarapan untuk ku. Ahh apakah dicky  sudah sarapan ? bagaimana keadaannya sekarang ? apa dia baik baik saja.
            “sangat baik oenni .. gomawo (terima kasih) oenni untuk semuanya. Berkatmu aku bisa kembali berjalan” ungkap ku bahagia.
            Ya.. selama sebulan ini aku menjalani oprasi di kakiku. Sebenarnya aku sangat tidak tega membohongi dicky hyun dicky, tapi aku hanya mau memberi suprice kepadanya. Apa reaksinya nanti ketika melihat ku bisa berjalan kembali senangkah ?
            “cheonma (sama-sama) tasya.. kau akan pulang hari ini kan ? cepat mandi dan makan sarapan mu.” Ahra nuna berjalan menuju pintu dan meninggalkan ku sendiri disini.
            Pandangan ku beralih pada ponsel ku yang selama ini aku simpan. Aku mengambilnya, ku lihat ada 5 pesan masuk dan puluhan kali panggilan. Dan itu semua dari dicky hyun.
Pesan 1 :
Andwe.. shiro ! kau harus menghubungiku apa pun yang terjadi. Kau sudah berjanji tasya, tepatilah janjimu. Kau tak ingin membuatku mati perlahan kan ?
Pesan 2 :
Tasya.. palliwa (cepatlah).. balas pesan ku. Atau setidaknya angkat lah telpon ku. Aku kesepian tasya kau tega sekali L 
Pesan 3 :
Tasya.. kau benar benar membuat ku mati perlahan eoh ? cepat angkat telpon ku !! jeball(ku mohon) tasya aku tak mau mati di usia muda. Aku ingin bahagia dengan mu dan memiliki anak tasya.. angkatlah telpon ku.. jebaall L 
Pesan 4 :
Yak ! TASYA prasetya.. mati kau ! awas jika kau pulang nanti ne! Aku akan menghabisi mu !
Pesan 5 :
Tasya.. kenapa kau tidak pulang juga eoh ? apa kau tidak merindukan ku ? naneun jeongmal bogoshipo (aku sungguh merindukanmu) ! neomu neomu bogoshipo (sangat sangat rindu) tasya.. cepatlah pulang.. aku menunggu mu.

            Ahh dia sangat khawatir dengan keadaan ku. Rupanya dia memang jodohku yang sangat permanen ! perasaan kita sama hohohoho.. wait me dicky.. i’ll come back for you. I’m is a girl perfect now !

            Tak butuh waktu yang lama aku sudah sampai di negara yang sangat aku rindukan. Korea. Terlebih rumah ini. Rumah ku dengan dicky neomu neomu bogoshipo. Ku tatap nanar rumah ku yang sederhana tapi menarik ini. Aku berjalan mendekatinya dengan senyum yang tak henti hentinya aku menyunggingkan senyum. Ku lihat pintu rumah tidak di tutup langsung saja aku masuk. Aku menelusuri setiap sudut ruangan ini. Dimana dicky ?. aku mulai berjalan mendekati ke kamar ku .
            Deg !!
            Dada ku sesak seketika. Pandangan ku buram karena air mata memenuhi kelopak mata ku. Dicky prasetya. Suami ku. Dia.... berciuman dengan yeoja lain di kamar tidur kami. Ku pegang dada kiri ku yang sangat terasa ngilu..
            “dic-dicky...” lirihku dengan sedikit isak. Sontak keduanya berbalik ke arah ku. Aku menatap nanar dicky  sedangkan dia hanya menatapku dengan tatapan yang membingungkan, entah kaget atau malah bingung.
            Aku undurkan langkah ku dan bergegas berlari dari hadapan mereka. Selama berlari aku mendengar deruan kaki yang mengikutiku.
            “TASYA !!”

Dicky  POV
            “TASYA !!” ku teriaki terus namanya yang berlari di depan ku. Sampai akhirnya dia memberhentikan larinya di taman belakang rumah kami. Dia menangis kencang sambil memegangi dada kirinya. Aku pun menghampirinya.
            “tasya..” panggilku sambil menepuk pundak kanannya. Segera dia menepisnya dengan kasar.
            “jangan menyentuhku ! kau jahat dicky.. aku membencimu.”
            “kau membenciku ? apa salah ku tasya..” aku semakin bingung dengan istriku ini. Ku raih kedua tangannya. Dan ku genggam erat. Tapi dia tetap menepisnya. Sakit sekali hatiku, sebulan lamanya aku menunggu kepulangannya tapi malah dituduhnya yang tidak tidak.
            “aku melihat semuanya dicky.. tidak usah berbohong. Aku sudah melihatnya..” ujarnya histeris .
            “apa yang kau lihat ! katakan padaku, jangan membuat ku semakin bingung tasya” ungkap ku. Tasya menghapus kasar air matanya.
            “kau.. berciuman dengan yeoja(gadis) tadi..”
            “tadi.. maksud mu yeoja yang berada di kamar kita ?”
            “ne...”
            “hahahhahahaa.. kau lucu sekali tasya” aigoo aku kira apa ternyata hanya kesalah pahaman saja. Tasya kau berhasil membuat jantung ku hampir keluar dari sarang nya hari ini.
            “hey.. mengapa kau tertawa pabo(bodoh) !” apa yang dia katakan ? pabo ? MWO (apa) ?
            “tasya kau bilang apa tadi ?”
            “pabo ! kau namja pabo. Wae (kenapa) ?”
            “yak ! TASYA PRASETYA NEO MICHEOSO (kau gila?) ?”
            “ani..(tidak)”
            “MATI KAU TASYA PRASETYA”
            “ULJIMA (BERHENTILAH) !!!”
            Belum sempat aku meraih tangan tasya suara teriakan mengurungkan niat ku. Segera ku arah kan pandangan ku ke arah orang yang merusak niatku.
            “ohh chaerin-ah” tasya nampak sedikit terhenyak mendapati sahabat SMA nya di sana. Rasa kan itu tasya. Lihat siapa yang kau tuduh tadi .
            “jadi.. dicky berselingkuh dengan mu ? aishh jinja ! dicky kau keterlaluan!” bukannya mengerti dia malah semakin salah paham dengan ku.
            “sekarang terbuktikan siapa yang pabo” ucapku yang menghentikan pukulan tangannya ke dada ku.
            “mwo ?! apa maksud mu dicky ?” tanya nya polos.
            “mana mungkin aku berselingkuh dengan sahabat mu ini. Aku sedang memriksa matanya tadi. Makanya posisi kami terlihat sedang berciuman. Sadar lah tasya kau cemburu pada sahabat mu sendiri, bahkan kau tak  percaya dengan suami mu sendiri” jelas ku dengan gerutuan yang keluar dari bibirku.
            “geudeyo(iyakah)  ? jinja (benarkah) ? .. umm mi-mianhe(maaf)  dicky aku salah sangka” tasya membungkukan badannya di depan ku. Aishh aku tak tega melihatnya.
            “ne.. ne.. dicky memaafkan mu. Tapi.. kau benar bisa berjalan lagi tasya ?” ahh akhirnya pertanyaan yang tadi kuurungkan keluar juga.
            “ahh.. ige (ini).. sebelumnya aku mau minta maaf dengan mu dicky.. joneun (saya).. aku menginap di rumah ahra oenni untuk menjalankan oprasi kaki ku. Aku selalu sedih ketika melihat mu mendorong kursi roda ku yang sangat berat itu dicky. Mianhe jeongmal mianhe.. (maaf aku sungguh meminta maaf)” jadi.. dia membohongiku. Ishh tasya. Tapi.. aku tau ini yang terbaik untuk aku dan dia.
            “kau membohongiku tasya.. seorang yang bersalah harus mendapatkan hukuman kan ?” seketika ide gila ku keluar, di fikiran ku hanya tertulis pesan yang sangat ku rindukan untuk tasya.
            “ne.. hukumlah aku dicky” ucapnya pasrah.. aku meraih wajahnya ku tatap dalam matanya yang selalu berbinar ketika pagi hari itu.
            “kiss me..” pinta ku dengan puppy eyes.. tasya mengerutkan keningnya.
            “hanya itu ?”
            “bogoshipo..” rengek ku.. dia tersenyum lalu mencium bibirku. Masa bodo dengan chaerin yang masih berdiri di sana, ku rasa dia juga sudah pergi. Tak lama, tasya mengakhiri ciuman kita. Dia menatapku seraya berkata...
            “nado bogosipho dicky .. neomu neomu bogosipho” ungkapnya dan seketika dia hambur di pelukan ku, aku pun membalas pelukannya . merasakan angin sore yang menerpa tubuh kami berdua.

Aku tidak perduli apa bila matahari tak akan terbit
Aku tak perduli apa bila bulan tak terganti
Aku pun tak perduli jika bintang tidak bersinar
Bila bersama mu aku yakin, tiada hal yang tidak bisa
Aku rasakan .
-Tasya Prasetya-

END_

gomawo semuanyaaa... go coment ya. coment saja cukup kok ^^

  
YOUR HUSBAND !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar